Tampilkan postingan dengan label Besaran dan Pengukuran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Besaran dan Pengukuran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Desember 2016

Cara Mudah Memahami Aturan Angka Penting dalam Pengukuran.

Cara Mudah Memahami Aturan Angka Penting dalam Pengukuran.


Sobat lokersains,
Masih semangat belajar kan???
Berikut ini lokersains mencoba menuliskan materi fisika tentang Aturan Angka Penting dalam Pengukuran.
Langsung aja yuk……

Aturan Angka Penting dalam Pengukuran.


Angka Penting dalam Pengukuran
a.      Aturan Angka Penting
      1)    Semua angka bukan nol adalah angka penting
                Contoh:       141,5 m       memiliki 4 angka penting
                                   27,3 gr       memiliki 3 angka penting
          2)   Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk angka              penting.
                Contoh:       340,41 kg       memiliki 5 angka penting
                                   5,007 m          memiliki 4 angka penting
         3)   Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak termasuk            angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau bawah                     termasuk angka penting
               Contoh:       53000 kg        memiliki 2 angka penting
                                  530000 kg     memiliki  5 angka penting
          4)   Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
               Contoh:       0,00053 kg    memiliki 2 angka penting
                             0,000703 kg  memiliki 3 angka penting
     5)   Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang                  tanda desimal adalah angka penting.
               Contoh:       7,0500 m        memiliki 5 angka penting
                                  70,5000          memiliki 5 angka penting
          6)   Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103  disebut orde.                   Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari mantisnya               dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
              Contoh lain             2,34 x 102        memiliki 3 angka penting
     b.     Operasi Angka Penting

         1)    Penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau lebih akan menghasilkan                 angka penting yang hanya memiliki satu angka taksiran atau ragu.
                            Contoh:      3,2514                                    3,2515                       
                                                0,215   +                     0,215   _
                                                3,4664   3,466      3,0365   3,036
  2)   Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama dengan                      banyaknya angka penting dari faktor angka pentingnya paling sedikit.
                            Contoh:         
                                3,14      (3 angka penting)              28,68              (4 angka penting)
                                    2 x   (1 angka penting)                1,3     :     (2 angka penting)
                               6,28  6 ( 1 angka penting )        22,0615 22 (2 angka penting)

Baca Juga : Contoh soal dan pembahasan Aturan Angka Penting

c.      Pembulatan Angka Penting
Bilangan dibulatkan sampai mengandung sejumlah angka penting yang diinginkan dengan menghilangkan satu atau lebih angka di sebelah kanan tanda koma desimal.
1)     Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus dinaikkan 1.
                            Contoh:               34,46 dibulatkan menjadi 34,5
2)     Bila angka itu lebih kecil daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan tidak berubah.
                            Contoh:               34,64 dibulatkan menjadi  34,6        
3)     Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus dinaikkan 1 jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak berubah jika angka terakhir yang dipertahankan itu tadinya angka genap.
                            Contoh:     34,75 dibulatkan menjadi 34,8
                                                34,65 dibulatkan menjadi  34,6


Demikian sobat lokersains semua, ringkasan materi tentang Aturan Angka Penting. Untuk materi berikutnya yakni Kinematika Gerak Lurus dan Gerak Melingkar. Atau ingin melihat materi lain silahkan pilih Kumpulan Materi Fisika atau Kumpulan Soal dan Pembahasan

Kritik dan sarannya sobat lokersains yah…….tinggalkan jejak, dan jangan bosan kunjungi lagi…….

Makasih, mudah-mudahan bermanfaat.


Demikian sedikit penjelasan tentang materi ini, jika mau membaca materi yang lainnya silahkan klik DISINI

Terima Kasih

Tips Mudah Mempelajari Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Sobat lokersains,
Masih semangat belajar kan???
Berikut ini lokersains mencoba menuliskan materi fisika tentang Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup.
Langsung aja yuk……
Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup
·           Jangka Sorong
     Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1 mm atau 0.01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng dan diameter bagian dalam pipa. Jangka sorong mempunyai 2 bagian penting.

  • Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm atau 0,1 cm.
  • Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada rahang geser ini dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 0,1mm.


Contoh Pengukuran dengan jangka sorong.
Tentukan diameter kelereng ?


·           Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti disbanding dengan jangka sorong dan mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan plat alumunium, diameter kawat yang kecil dan benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis.
Bagian-bagian skala mikrometer sekrup :
·         Skala utama
·         Skala terkecil dari skala utama adalah 0,1 mm.
·         Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm – 0,50 mm

Contoh Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup.
Tentukan diameter kawat ?




Demikian sobat lokersains semua, ringkasan materi tentang Pengukuran Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup. Untuk materi berikutnya yakni Aturan Angka Penting. Atau ingin melihat materi lain silahkan pilih Kumpulan Materi Fisika atau Kumpulan Soal dan Pembahasan

Kritik dan sarannya sobat lokersains yah…….tinggalkan jejak, dan jangan bosan kunjungi lagi…….

      Makasih, mudah-mudahan bermanfaat.

Demikian sedikit penjelasan tentang materi ini, jika mau membaca materi yang lainnya silahkan klik DISINI

Terima Kasih

Jumat, 09 Desember 2016

KUMPULAN MATERI FISIKA SMA : BESARAN PANJANG DALAM FISIKA



Materi ini merupakan salah satu Materi Fisika SMA Kelas X yang wajib dipelajari di sekolah. mudah-mudahan dengan materi ini bisa menjadi bahan rujukan untuk para pencari ilmu khusus bidang Fisika.Salah satu besaran pokok yang telah kita kenal adalah panjang. Standar satuan untuk panjang dalam SI adalah meter. Sistem satuan yang didasarkan pada meter sebagai standar pengukuran dinamakan sistem metrik. Beberapa alat ukur panjang yang sering digunakan dalam bidang fisika adalah mistar, mistar geser, dan milimeter skrup.


Sejarah Satuan Panjang Asal - usul meter ini dimulai sekitar abad ke-18. Pada tanggal 8 Mei 1790, The French National Assembly (Majelis Nasional Prancis) menetapkan 1 meter sama dengan panjang pendulum yang menempuh setengah periode selama satu detik. Kemudian pada tanggal 30 Maret 1791 The French National Assembly menyetujui usulan the French Academy of Sciences yang menyatakan bahwa 1 meter sama dengan 1/10.000.000 kali jarak sepanjang permukaan bumi dari kutub utara hingga khatulistiwa melalui meridian Paris. Namun, terjadi kesalahan ketika melakukan perhitungan sehingga prototipe lebih pendek 0,2 milimeter karena the flattening of the earth due to its rotation. Walaupun demikian, anggapan ini tetap digunakan sebagai jarak resmi untuk satuan panjang pada waktu itu.

Pada tahun 1795, Dibuat batasan 1 meter temporer dari logam kuningan. Pada tanggal 10 Desember 1799, The French National Assembly menetapkan batasan 1 meter platinum yang dibuat pada 23 Juni 1799 dan disimpan di National Archives, digunakan sebagai standar akhir.

Ketidakpastian dalam pengukuran jarak tersebut menyebabkan Konferensi Umum tentang Berat dan Satuan (General Conference on Weights and Measures - CGPM) digelar untuk pertama kalinya pada tanggal 28 September 1889 dan menentukan 1 meter sebagai jarak antara dua garisan pada batang platinum dengan campuran iridium 10% yang diukur pada suhu titik lebur es (0 derajat Celcius).

6 Oktober 1927, Konferensi CGPM ke-7 menyesuaikan definisi 1 meter untuk jarak, pada suhu 0 derajat Celcius, antara sumbu dari dua garis tengah yan ditandai pada panel prototipe platinum-iridium, panel ini menjadi subjek tekanan atmosfir standar dan dukungan pada dua silinder yang paling sedikit berdiameter 1 cm, simetris ditempatkan pada bidang horizontal pada jarak 571 milimeter dari yang lainnya.

Definisi 1889 meter, berdasarkan prototipe artefak internasional platinum-iridium, digantikan oleh CGPM tahun 1960. Tepatnya pada tanggal 14 Oktober 1960, Konferensi CGPM ke-11 menetapkan 1 meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang dalam ruang hampa sehubungan dengan transisi antara 2p10 dan tingkat kuantum 5d5 dari atom krypton-86 (Kr-86). (Dari sumber lain ada yang menyebutkan 1 meter sama dengan 1.650.761,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas krypton-86 (Kr-86) di dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik.)

Pada gilirannya, untuk mengurangi ketidakpastian, pada 21 Oktober 1983 Konferensi CGPM ke-17 menetapkan 1 meter sama dengan jarak yang ditempuh kecepatan cahaya (dalam ruang hampa) dalam selang waku 1/299.792.248 sekon. Tahun 2002 Komite Internasional tentang Berat dan Satuan (The International Committee for Weights and Measures - CIPM)menganggap meter menjadi satuan panjang yang tepat dan dengan demikian merekomendasikan definisi yang membatasi "ℓ panjang yang cukup pendek dengan dampak yang diramalkan oleh relativitas umum yang bisa diabaikan untuk ketidakpastian yang realisasi".

Konversi Satuan Panjang
Berikut ini adalah satuan ukuran secara umum yang dapat dikonversi untuk berbagai keperluan sehari-hari yang disusun berdasarkan urutan dari yang terbesar hingga yang terkecil :
km = Kilo Meter
hm = Hekto Meter
dam = Deka Meter
m = Meter
dm = Desi Meter
cm = Centi Meter
mm = Mili Meter
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di bawahnya adalah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 10. Contoh :
- 1 km sama dengan 10 hm
- 1 km sama dengan 1.000 m
- 1 km sama dengan 100.000 cm
- 1 km sama dengan 1.000.000 mm
- 1 m sama dengan 0,1 dam
- 1 m sama dengan 0,001 km
- 1 m sama dengan 10 dm
- 1 m sama dengan 1.000 mm

Untuk memudahkan silahkan gunakan kalkulator panjang.


Demikian sedikit penjelasan tentang materi ini, jika mau membaca materi yang lainnya silahkan klik DISINI


Terima Kasih


BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN


Seringkah Kamu mengamati benda-benda atau kejadian yang ada di sekitarmu? Hangatnya sinar matahari; kenapa air bisa  membeku menjadi es; berapa ukuran baju kamu. Tanpa Kamu sadari dalam pengamatan dan melakukan kegiatan sehari-hari kita sedang  belajar fisika.  Dalam belajar Fisika berarti kita mempelajari benda, kejadian, energi serta gejala alam di sekitar kehidupan kita. Contoh lain kejadian yang ada di sekitar kita adalah; Seorang dokter memeriksa suhu badan pasiennya, pedagang di pasar menimbang

Kamis, 01 Desember 2016

Analisis Dimensi Itu Mudah!!!

Selamat Pagi Sobat Lokersains , Kali ini saya akan mencoba menjelaskan Dimensi dalam Fisika. Dimensi sendiri memiliki definisi cara suatu besaran tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pemahaman sederhananya adalah jika kita melihat dimensi suatu besaran maka kita akan tahu bahwa ternya besaran tersebut tersusun dari besaran pokok ini dan itu dan sebagainya.
Manfaat kita mempelajari Dimensi adalah sebagai berikut (1) Kita akan menjadi tahu suatu besaran tersusun dari besaran pokok; (2) Menunjukan kesetaraan suatu besaran dengan besaran lain.

Untuk dapat memahami cara menyusun dimensi, kita harus paham dan hafal Satuan Internasional (SI) dan Dimensinya, ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel berikut!



Berdasarkan Tabel diatas, Anda dapat mencari dimensi suatu besaran yang lain dengan cara mengerjakan seperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian biasa ditulis dengan tanda pangkat negatif.

Baca Juga : Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Baca Juga : Conto Soal Fisika Besaran dan Satuan
Dimensi mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang sepintas tampak berbeda.

1. Analisis Dimensional
        Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan,           dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebut. Perhatikan contoh dibawah ini.
Analisis Dimensi


2. Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran
         Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk menunjukkan             kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda.
lokersains.com

Materi Selanjutnya : Pengukuran Panjang, Massa, dan Waktu

Demikian sobat Loker Sains materi tentang analisis dimensi, jika ada pertanyaan silahkan ajukan pada kolom komentar.

Demikian sedikit penjelasan tentang materi ini, jika mau membaca materi yang lainnya silahkan klik DISINI


Terima Kasih

CARA MENGGUNAKAN ALAT UKUR PANJANG MASSA DAN WAKTU

CARA MENGGUNAKAN ALAT UKUR PANJANG MASSA DAN WAKTU

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut mengukur. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Berikut ini akan dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur, antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup), alat ukur massa, dan alat ukur waktu.

1.      Alat Ukur Panjang

Penggaris/mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur panjang. Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa memilih alat ukur yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan pada hasil pengukuran.

A.            Mistar

Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar. 
Pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat pada tempat yang diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus  dengan skala pada mistar dan benda yang di ukur.
Jika pandangan mata tertuju pada arah yang kurang tepat, maka akan menyebabkan nilai hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil. Kesalahan pengukuran semacam ini di kesalahan paralaks

B.            Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung,  dan panjang benda sampai nilai 10 cm. Untuk lebih memahami tentang tentang jangka sorong

Baca Juga : Materi Besaran dan Dimensi

Baca : Kumpulan Materi Kimia

Baca : Pembahasan Soal Fisika

C.            Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala  nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya  terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius  mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian  paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Perhatikan gambar berikut!

2.      Alat Ukur Massa

Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda.
Jenis neraca yang umum ada di sekolah Anda adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan. Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut.
a.       Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
b.      Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
c.       Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
d.      Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
e.       Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan, satuan, dan sepersepuluhan!

3.      Alat Ukur Waktu

Standar satuan waktu adalah sekon atau detik (dalam buku ini akan digunakan sekon). Alat yang digunakan untuk mengukur waktu biasanya adalah jam atau arloji. Untuk megukur selang waktu yang pendek di gunakan stopwatch. Stopwatch memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 detik.
Alat ukur yang paling tepat adalah jam atom. Jam ini hanya digunakan oleh para ilmuwan di laboratorium. Arloji ada dua jenis, yaitu arloji mekanis dan arloji digital. Jarum arloji mekanis digerakkan oleh gerigi mekanis yang selalu berputar, sedangkan arloji digital berdasarkan banyaknya getaran yang dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa yang sangat kecil. Arloji akan bekerja sepanjang sumber energinya masih ada. Ketelitian arloji adalah 1 sekon. Kelemahan arloji mekanis maupun digital adalah selalu bergerak sehingga sulit dibaca secara teliti.
Waktu yang terbaca pada arloji mekanis ditunjukkan oleh kerja ketiga jarum, yaitu jarum jam, jarum menit, dan jarum detik. Jarum jam bergerak satu skala tiap satu jam, jarum menit bergerak satu skala tiap satu menit, jarum detik bergerak satu skala tiap satu detik. Cara membaca untuk arloji digital sangat mudah sebab angka yang ditampilkan pada arloji sudah menunjukkan waktunya.





Baca Juga : Analisis Dimensi

                       
Demikian sedikit penjelasan tentang materi Cara Menggunakan Alat Ukur Panjang Massa dan Waktu, jika mau membaca materi yang lainnya silahkan klik DISINI

Jika dirasa bermanfaat, bantu Share artikel ini



Terima Kasih