Kamis, 03 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

Koneksi Antar Materi


Tugas

  1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
  2. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?

Jawaban

Peran saya sebagai seorang coach di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan supervisi akademik atau dengan kegiatan komunitas belajar. Seperti yang telah saya lakukan setelah mempelajari modul 2.3, saya diberikan kesempatan oleh kepala sekolah untuk membantu rekan sejawat dalam kegiatan supervisi akademik.

Pada kesempatan tersebut saya manfaatkan dengan baik pemahaman saya terkait pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Langkah yang saya berikan adalah dengan memberikan pemahaman penerapan pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional dalam kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam modul ajar. Setelah itu pada kegiatan pembelajaran dikelas, rekan sejawat menerapkannya secara langsung sehingga rekan sejawat bisa langsung merefleksikan apa yang telah dipahami sebelumnya.

Seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi apa yang akan dilakukan, apakah diferensiasi konten, proses atau produk. Serta menggali informasi materi yang akan diberikan sehingga saya dapat membantu pembelajaran berdiferensiasi apa yang tepat dilakukan pada tujuan pembelajaran tersebut sehingga pembelajarannya lebih menarik lagi. Penerapan pembelajaran sosial emosional juga lebih diterapkan lagi dalam setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran sehingga harapannya minat siswa dalam belajar semakin meningkat.

Pada tahap akhir setelah kegiatan supervisi akademik, saya membantu rekan sejawat dengan memberikan penguatan hal-hal apa saja yang sudah baik, dan hal apa yang perlu ditingkatkan. Sehingga dalam kegiatan supervisi akademik berikutnya rekan sejawat dengan sadar akan kebutuhannya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar menjadi lebih baik lagi.

Setelah saya mendapatkan penguatan materi modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya semakin dikuatkan terkait dengan kegiatan supervisi akademik adalah kebutuhan seorang guru bukan kepala sekolah, karena tujuan supervisi akademik adalah membantu meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Meskipun langkah-langkah yang sudah saya uraikan diatas belum menerapkan coaching secara menyeluruh, karena solusi atas permasalahan sebaiknya dikemukakan oleh rekan sejawat sendiri. Namun menurut saya adalah langkah yang saya lakukan sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah saya karena sebagian besar guru belum secara menyeluruh memahami penerapan pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional meskipun sebenarnya setelah kegiatan supervisi akademik sebagian besar guru telah menerapkannya dengan baik. Setelah sebagian besar guru telah memahami dengan baik pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional maka langkah yang bisa saya lakukan adalah dengan melakukan prinsip-prinsip coaching dalam melaksanakan supervisi akademik serta menerapkan percakapan coaching dengan alur TIRTA.

Setelah saya memahami modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya merasa lebih bersemangat lagi meningkatkan kemampuan saya dalam memahami pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Kenapa hal tersebut penting saya lakukan, karena dalam percakapan coaching yang dilakukan diperlukan kemampuan seorang coach dalam menggali potensi yang dimiliki coachee dalam menyusun pertanyaan berbobot. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti seorang coachee dapat menentukan solusi atas permasalahannya sendiri. Selain itu langkah yang bisa lakukan adalah dengan terus berlatih melakukan percakapan dengan prinsip-prinsip coaching agar dapat meningkatkan kemampuan saya agar dapat membantu rekan sejawat.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar