Kamis, 24 Oktober 2024

Nilai-nilai dan Prinsip Dalam Pengambilan Keputusan Sebagai Seorang Pemimpin

Nilai-nilai dan Prinsip dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin

Tugas Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin



Sebagai seorang pendidik, mengajarkan apa yang menjadi minat dan bakatnya akan lebih bermakna pada peserta didik, seperti kata Ki Hadjar Dewantara, sebagai seorang pendidik perlu berhamba pada sang anak, artinya kita perlu membimbing dan mengajarkan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Kodrat alam artinya kita harus menyesuaikan dengan minat atau lingkungan dimana peserta didik tinggal dengan tujuan apa yang kita sampaikan kelak akan menjadi bekal mereka dalam menentukan masa depannya serta kodrat zaman yakni kita harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi dimana perkembangan teknologi dan keadaan lingkungan yang cepat berubah sehingga peserta didik dapat menyesuaikan dengan keadaan yang ada serta mampu berdaya saing sehingga peserta didik dapat mencapai kesejahteraannya baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya seperti apa yang disampaikan oleh Bob Talbert “Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best” atau dapat diartikan sebagai “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

Dalam pengambilan keputusan kita akan dihadapkan berbagai dilema, terkadang kita harus menentukan dimana kepentingan individu atau kelompok, rasa keadilan atau rasa kasihan, kebenaran atau kesetiaan, atau pilihan jangka pendek atau jangka panjang. Setelah kita dihadapkan pada dilema etik seperti pilihan diatas, kita juga akan dihadapkan pada prinsip-prinsip dilema etika ketika memikirkan pilihan itu apakah berbasis hasil akhir, peraturan atau rasa peduli. Tapi apapun dilema yang akan kita hadapi dan prinsip apa yang akan kita ambil yang terpenting dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil agar berdampak pada lingkungan kita adalaha pengambilan keputusan haruslah berpihak pada peserta didik, mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang kita ambil.

Sebagai seorang pendidik, kita haruslah peka terhadap permasalahan yang terjadi dilingkungan kita. Sebisa mungkin kita berkontribusi dalam pengambilan keputusan pada permasalahan yang ada disekitar kita. Dengan kontribusi yang kita berikan, maka kita sedang menunjukan kepada peserta didik dalam mengelola sebuah permasalahan yang ada dengan menunjukan setiap keputusan yang kita ambil haruslah mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan bagaimana pentingnya kita bertanggung jawab atas keputusan yang kita ambil.

Perilaku manusia selalu dihadapkan terhadap 5 kebutuhan dasar manusia yakni untuk bertahan hidup, ingin mendapatkan kasih sayang dan rasa diterima, ingin mendapatkan kebebasan, atau untuk kesenangan maupun sebagai bentuk penguasaan atas diri mereka. Setiap tingkah laku yang dilakukan oleh peserta didik, sebagai seorang pendidik penting untuk bisa mengantarkan setiap keputusan yang diambil oleh peserta didik agar mengacu pada nilai-nilai yang mereka yakini  yang berdasarkan nilai-nilai universal serta bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi keputusan akhir mereka berdasarkan motivasi intrinsik. Dengan begitu, keselamatan dan kesejahteraan peserta didik dapat terpenuhi sesuai dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara.

Sebagai seorang pemimpin, dalam penerapan pengambilan keputusan berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak sehingga patut dititu oleh siswa (Ing Ngarso Sung Tulodo), mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa) serta mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)

Sebagai seorang guru penggerak, kita memiliki nilai dan peran sebagai penggerak yang harus ternanam dalam diri kita, hal ini jika diimplementasikan maka akan sangat berpengaruh dalam prinsip-prinsip yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai guru penggerak seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi tentunya dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan seperti berpihak pada murid, menggunakan nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang kita ambil.

Dalam pengambilan keputusan, tentunya dapat didukung dengan kegiatan coaching terlebih dahulu. Tujuan dari coaching adalah sesorang mampu mengambil sebuah keputusan berdasarkan kehendak yang orang miliki tentunya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini. Proses pembelajaran pada materi ini sudah sangat jelas dengan bantuan dari pendamping maupun fasilitator, karena penjelasan atas dasar pengambilan keputusan disampaikan secara runtut dimulai dari pemilihan kasus masuk kategori dilema etika atau bujukan moral, dilanjutkan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan. Setiap tahap yang dilalui dalam 9 langkah pengambilan keputusan jika kita menerapkan coaching dalam prosesnya maka menurut saya akan menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab, apapun itu keputusannya baik keputusan yang baik maupun tidak bagi sesorang.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.

Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid

Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :

      Nilai kebajikan universal

      Bertanggung jawab

      Berpihak pada murid

      Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)

Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.

Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.

Pengambilan keputusan tentunya tidak akan lepas dari kehidupan kita sebagai pendidik maupun seorang pemimpin, karena setiap langkah yang kita lalui akan dihadapkan pada kasus-kasus yang tentunya silih berganti. Setelah mempelajari modul ini tentunya perubahan yang bisa dirasakan saat ini adalah saya berhati-hati dalam melakukan sesuati dan pengambilan sebuah keputusan, memiliki keteraturan dalam menganalisis sebuah masalah, serta meningkatkan empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain

Mempelajari modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin sangat penting perannya baik sebagai individu maupun pemimpin. Mengaitkan pemahaman pada materi-materi sebelumnya, seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak serta pemahaman kompetensi sosial emosional sangat penting agar pengambilan keputusan dapat berpihak pada murid, mengacu pada nilai-nilai universal dan bertanggung jawab.


2 komentar: