Kamis, 03 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

Koneksi Antar Materi


Tugas

  1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
  2. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?

Jawaban

Peran saya sebagai seorang coach di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan supervisi akademik atau dengan kegiatan komunitas belajar. Seperti yang telah saya lakukan setelah mempelajari modul 2.3, saya diberikan kesempatan oleh kepala sekolah untuk membantu rekan sejawat dalam kegiatan supervisi akademik.

Pada kesempatan tersebut saya manfaatkan dengan baik pemahaman saya terkait pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Langkah yang saya berikan adalah dengan memberikan pemahaman penerapan pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional dalam kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam modul ajar. Setelah itu pada kegiatan pembelajaran dikelas, rekan sejawat menerapkannya secara langsung sehingga rekan sejawat bisa langsung merefleksikan apa yang telah dipahami sebelumnya.

Seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi apa yang akan dilakukan, apakah diferensiasi konten, proses atau produk. Serta menggali informasi materi yang akan diberikan sehingga saya dapat membantu pembelajaran berdiferensiasi apa yang tepat dilakukan pada tujuan pembelajaran tersebut sehingga pembelajarannya lebih menarik lagi. Penerapan pembelajaran sosial emosional juga lebih diterapkan lagi dalam setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran sehingga harapannya minat siswa dalam belajar semakin meningkat.

Pada tahap akhir setelah kegiatan supervisi akademik, saya membantu rekan sejawat dengan memberikan penguatan hal-hal apa saja yang sudah baik, dan hal apa yang perlu ditingkatkan. Sehingga dalam kegiatan supervisi akademik berikutnya rekan sejawat dengan sadar akan kebutuhannya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar menjadi lebih baik lagi.

Setelah saya mendapatkan penguatan materi modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya semakin dikuatkan terkait dengan kegiatan supervisi akademik adalah kebutuhan seorang guru bukan kepala sekolah, karena tujuan supervisi akademik adalah membantu meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Meskipun langkah-langkah yang sudah saya uraikan diatas belum menerapkan coaching secara menyeluruh, karena solusi atas permasalahan sebaiknya dikemukakan oleh rekan sejawat sendiri. Namun menurut saya adalah langkah yang saya lakukan sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah saya karena sebagian besar guru belum secara menyeluruh memahami penerapan pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional meskipun sebenarnya setelah kegiatan supervisi akademik sebagian besar guru telah menerapkannya dengan baik. Setelah sebagian besar guru telah memahami dengan baik pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional maka langkah yang bisa saya lakukan adalah dengan melakukan prinsip-prinsip coaching dalam melaksanakan supervisi akademik serta menerapkan percakapan coaching dengan alur TIRTA.

Setelah saya memahami modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya merasa lebih bersemangat lagi meningkatkan kemampuan saya dalam memahami pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Kenapa hal tersebut penting saya lakukan, karena dalam percakapan coaching yang dilakukan diperlukan kemampuan seorang coach dalam menggali potensi yang dimiliki coachee dalam menyusun pertanyaan berbobot. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti seorang coachee dapat menentukan solusi atas permasalahannya sendiri. Selain itu langkah yang bisa lakukan adalah dengan terus berlatih melakukan percakapan dengan prinsip-prinsip coaching agar dapat meningkatkan kemampuan saya agar dapat membantu rekan sejawat.  


Rabu, 10 Juli 2024

Kesimpulan Modul 1.2 dan Kaitannya dengan Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak



Kesimpulan materi modul 1.2. Nilai & Peran Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):

1.    Peristiwa: 

Momen yang paling mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah ketika elaborasi pemahaman materi yang di pandu oleh instruktur, dimana disana banyak sekali penguatan-penguatan materi yang saya pelajari pada modul 1.1 dimana sebagai seorang pendidik kita harus “berhamba” pada sang anak, disana dijelaskan bahwa sebagai seorang pendidik kita harus menjadikan seorang pendidik seperti anak sendiri, memperhatikan tumbuh kembangnya dengan baik, memenuhi semua kebutuhan belajar yang diperlukan murid, serta memperhatikan karakter yang terbentuk pada seorang murid. Sedangkan pada modul 1.2, disana saya mendapatkan pencerahan bahwa sebagai pendidik kita harus menggali karakter yang tidak tampak dalam diri murid. 12% karakter yang terlehat oleh mata sangatlah sedikit dibandingkan 88% karakter yang belum tampak. Sebagian besar karakter ini lah yang harus dikembangkan oleh pendidik melalui pembiasan yang dilakukan secara konsisten.
Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah untuk menjalankan filosofi among menurut Ki Hadjar Dewantara, yang berbunyi “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” adalah dengan menanamkan dalam diri Nilai dan Peran Guru penggerak terlebih dahulu.

Sebagai contoh, Ing Ngarsa Sung Tuladha atau dapat diartikan didepan memberikan contoh maka seorang guru penggerak harus menanamkan nilai mandiri dan reflektif. Kemudian Ing Madya Mangun Karsa atau dapat diartikan ditengah memberikan semangat, maka sebagai pendidik harus menanamkan nilai kolaboratif dan inovatif. Dan yang terakhir Tut Wuri Handayani atau dapat diartikan dibelakang memberikan  dorongan maka nilai yang harus ditanamkan adalah berpusat pada murid.

Kenapa saya menuliskan kesimpulan demikian? Mari kita jabarkan satu persatu.

a.    Ing Ngarsa Sung Tuladha menerapkan nilai mandiri dan reflektif

Dari penjelasan pada modul peran guru penggerak, Ing ngarsa Sung Tuladha diartikan sebagai menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan,

patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan-kelakuan-sifat dan lain-lainnya, Nilai Mandiri diartikan Guru Penggerak harus senantiasa memampukan dirinya sendiri dalam melakukan aksi serta berkenan mengambil tanggung jawab dan turun tangan untuk memulai perubahan dan Nilai Reflektif adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif.

Untuk menjadikan seorang guru tauladan maka harus ada kemauan untuk memulai perubahan dengan melakukan berbagai refleksi dalam diri sehingga model mental dapat menubuh pada Guru Penggerak .

b.    Ing Madya Mangun Karsa menerapkan nilai Kolaboratif dan Inovatif

Ing Madya Mangun Karsa diatikan sebagai memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain, memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka. Nilai Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding dan Nilai Inovatif seorang Guru Penggerak mampu senantiasa  memunculkan gagasan segar dan tepat guna.

Sebagai seorang Guru Penggerak agar memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga dan aka untuk memperbaiki kualitas diri haruslah menerapkan nilai kolaboratif, dengan memberikan daya sanding kepada rekan sejawat tentunya menjadikan dirinya menambah wawasan penilaian dari orang lain, serta agar nilai inovatif yang ada dalam diri Guru Penggerak dapat terlihat adalah dengan melakukan kolaborasi dengan orang lain, sehingga inovasi yang kita lakukan dapat diterima oleh orang lain.

c.    Tut Wuri Handayani menerapkan nilai Berpusat Pada Murid

Tut Wuri Handayani adalah mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain bertumbuh dan maju. Berpusat pada murid diartikan sebagai Guru Penggerak untuk selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid.

Untuk dapat mempengaruhi, memelihara dan memprovokasi kebajikan maka sebagai seorang guru haruslah memahami apa definisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk menjapai keselamatan dan kebahagiaan anak adalah dengan menjadikan anak menjadi manusia merdeka, untuk menjadi manusia merdeka maka sesuai teori pilihan bahwa perilaku seseorang manusia adalah buah dari pilihannya sendiri, dengan demikin pendidik harus mulai dan terus menguatkan murid untuk menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik.

Dengan miliki nilai berpusat pada murid, maka kita akan bergeser dari pemuasan kepentingan pribadi menuju kepentingan pembelajaran murid dengan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik agar murid mencapai kebahagiaan dan keselamatan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

2.    Perasaan: 

Saat menulis kesimpulan keterkaitan modul 1.1 dan modul 1.2 saya merasa sangat bangga dapat menuliskan karakter dan begitu banyak. Saya merasa kesimpulan yang saya buat berbeda dari orang lain

3.    Pembelajaran: 

Sebelum mempelajari modul 1.1 dan modul 1.2 tersebut saya berpikir bahwa difinisi pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan kodratnya baik alam maupun zaman, yang artinya sebagai seorang guru cukup mempelajari lingkungan sekitar sebagai bentuk pemahaman definis kodrat alam dan sebagai guru harus mengikuti perkembangan teknologi sebagai bentuk pemahaman kodrat zaman maka sekarang saya berpikir bahwa untuk menuntun kodrat anak tidak cukup memahami apa yang saya sampaikan diatas, melainkan harus memiliki dan menanamkan Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam diri saya.

4.    Penerapan ke depan (Rencana): 

Pengembangan diri yang dapat saya lakukan untuk menguatkan nilai-nilai dan peran guru penggerak adalah

a.    Menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi dengan membuat rencana pengembangan diri untuk perbaikan praktik mengajar berdasarkan masukan dari rekan sesama guru, kepala sekolah dan/atau murid

b.    Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengajak rekan sesama guru untuk mengikuti pelatihan atau program pengembangan diri lainnya

c.    Memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid dengan mempraktikkan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi murid untuk beraktivitas secara mandiri dan berkelompok

d.    Mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid dengan mengajak warga sekolah untuk merefleksikan kesesuaian program sekolah dengan visi pendidikan yang berpusat pada murid.

e.    Memimpin program pengembangan sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar murid dan mendukung kebutuhan masyarakat sekitar sekolah yang relevan dengan menyusun prioritas dan merancang program yang sesuai visi sekolah, realistis dan mengacu peta kebutuhan warga sekolah.

 

Demikian kesimpulan materi modul 1.2 tentang nilai dan peran Guru penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1 Filosofi pendidikan ki hadjar dewantara. Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bermanfaat buat para pembaca sekalian baik sebagai tindakan nyata di kehidupan maupun sebagai bentuk pengumpulan tugas Koneksi Antar Materi Modul 1.2 pada pendidikan guru penggerak angkatan 11 maupun seterusnya.

Nilai mandiri pada diri Seorang Guru Penggerak haruslah ditanamkan dibenak pembaca sekalian, dengan tidak mencopy paste apa yang ada di artikel ini, melainkan hanya sebagai rujukan atau referensi saja.

Semoga apa yang telah saya tulisa bermanfaat bagi pembaca sekalian.

 

Salam dan Bahagia Bapak Ibu Semua

Guru Penggerak, tergerak bergerak dan menggerakan.

Senin, 08 Juli 2024

Gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan


Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2

Durasi :  4 JP 
Moda : Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus: 
CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah mengikuti rangkaian program pendidikan Guru Penggerak

Tugas: Membuat gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan

Bayangkan diri Bapak/Ibu sudah lulus program ini dan telah menjalani peran sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun. Pada saat itu, tentunya Bapak/Ibu sudah memiliki kepercayaan diri dan telah membawakan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan nilai dan peran sebagai Guru Penggerak. Buatlah kisah narasi tertulis/ presentasi PowerPoint/ poster/ peta pikiran/ video/ audio sederhana yang dapat menggambarkan kira-kira apa saja aktivitas Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian, atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus). Buatlah sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif) yang Bapak/Ibu telah dihidupi selama 3 tahun tersebut. 

Poin utama tugas kisah narasi ini adalah pada kedalaman penggambaran detail kegiatan yang mewujudkan tiap nilai Guru Penggerak. Jangan terjebak pada hiasan, sajian, dan tampilan saja. Terlampir di bawah adalah rubrik yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam membuat kisah narasi tersebut, juga sebagai petunjuk untuk penilaian. 


Nilai dan Kegiatan Guru Penggerak dimasa depan setelah 3 tahun menjadi Guru Penggerak antara lain

1.    Berpihak pada murid

·           Melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

·           Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi

·           Menerapkan gaya pembelajaran yang memerdekakan peserta didik

·           Menghasilkan lulusan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik

Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid


2.    Mandiri

·           Mengikuti berbagai pelatihan mandiri dan pengembangan keprofesian

·           Mengikuti berbagai kompetisi untuk meningkatkan kompetensi

·           Mengikuti pengembangan diri di komunitas belajar sekolah dan MGMP

·           Mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan dan kompetisi



Mengikuti  pelatihan mandiri secara daring di webminar kemdikbud


3.    Reflektif

·           Memanfaatkan hasil supervisi untuk perbaikan pembelajaran

·           Memanfaatkan hasil dan saran dari teman sejawat

·           Konsisten dalam melakukan refleksi setelah kegiatan pembelajaran

·           Melaksanakan refleksi kerja dwi mingguan kepada rekan guru dan struktural di lingkungan sekolah

Berdiskusi terkait refleksi penyusunan Modul PMM


4.    Kolaboratif

·           Bekerjasama dengan kepala sekolah, rekan sejawat, murid dan orang tua dengan baik dalam meningkatkan mutu sekolah

·           Berkolaborasi dengan sesama guru mata pelajaran dalam menyelesaikan permasalahan capaian pembelajaran maupun model pembelajaran

·           Menyelenggarakan komunitas belajar secara konsisten dan berkesinambungan

Grup Whatsaap Komunitas Belajar Sekolah
Grup Whatsaap Komunitas Belajar Sekolah


Memimping rapat persiapan Job Fair 2023


5.    Inovatif

·           Membuat video pembelajaran/artikel dalam website yang inspiratif dan bermanfaat

·           Merancang model pembelajaran yang variatif dan inovatif

·           Membuat buku ber ISBN

·           Memberikan kesempatan guru untuk melakukan inovasi baik dalam pembelajaran maupun pengembangan diri guru

Mengembangkan website Lokersains dari tahun 2018 








Kamis, 04 Juli 2024

Tugas Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 1.2


Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Setelah mempelajari paparan materi dalam tahap eksplorasi konsep ini, diharapkan Bapak/Ibu secara individu dapat menguatkan pemahaman dan mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dalam kelompok dengan menjawab pertanyaan:

1.    Apa yang dapat saya ceritakan mengenai salah SATU dari nilai-nilai GP (berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan mandiri) yang telah membantu saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik?. Tuliskan dalam bentuk narasi singkat untuk berbagi dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

2.    Apa saja 10 kegiatan di sekolah yang saya anggap masuk sebagai contoh penerapan dari peran GP yang saya pahami saat ini (pemimpin pembelajaran, pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru)?. Buatlah daftarnya untuk digunakan saat berbagi ide dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

 

Salah satu Nilai Guru Penggerak yang telah membantu saya dalam melayani murid dengan baik adalah Nilai Mandiri. Nilai mandiri ini selalu saya tanamkan dalam diri sendiri maupun kepada murid, salah satu kalimat Imam Syafi’i yang mendorong saya dalam kemandirian adalah “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Kalimat tersebut tidak pernah bosan saya sampaikan kepada murid saya, karena dengan belajar kita akan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.Semakin banyak ilmu apapun yang dianggap perlu , maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh sehingga dapat membuat perubahan dalam diri.

Berikut ini kegiatan sekolah yang merupakan contoh penerapan peran guru penggerak

No

Peran Guru Penggerak

Kegiatan Sekolah

1

pemimpin pembelajaran

a.    Mengikuti program pembiasaan pagi di sekolah sebelum jam pembelajaran dimulai

b.    Membuat sinopsis dari buku yang ada diperpustakaan

2

pendorong kolaborasi

c.    Melaksanakan program pentingnya kebersihan lingkungan sekolah

d.    Membuat mading kelas

3

penggerak komunitas praktisi

e.    Membentuk komunitas belajar

f.     Membentuk MGMP mata pelajaran serumpun di sekolah

4

kepemimpinan murid

g.    Kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler

h.    Membentuk pengurus kelas

5

coach bagi rekan guru

i.      Kegiatan berbagi pengalaman dengan rekan sejawat tentang metode dan model pembelajaran

j.      Kegiatan temu kenali solusi permasalahan yang dihadapi oleh guru


Penulis : 

CGP Angkatan 11 Kab Brebes Jawa Tengah 


 

Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 1.2

Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 



Tugas A

Setelah menyimak video dan bacaan mengenai bagaimana manusia tergerak, silakan jawab pertanyaan berikut:

1.    Bagaimana Bapak/Ibu memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia? Mengapa demikian?

2.    Menurut Bapak/Ibu nilai-nilai apa yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak? Mengapa demikian?

 Jawaban

  1. Menurut saya, pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia dilakukan dengan pendekatan terhadap setiap perkembangan anak. Perkembangan psikososial seseorang selalu memperhatikan hal yang positif dan negatif, sedangkan kebutuhan dasar manusia seperti bertahan hidup, kesenangan, kebebasan, kekuasaan dan kasih sayang serta rasa diterima harus ditanamkan dalam diri seseorang. Agar menghasilkan manusia yang luhur, sebagai seorang pendidik dalam membentuk perkembangan anak haruslah dengan cara memberikan pemahaman agar otak manusia dapat mempelajari nilai-nilai kehidupan berdasarkan penilaian dari apa yang dia pelajari.
  2. Dalam memberikan nilai-nilai kehidupan sebaiknya tidak dengan cara memberikan ancaman, karena jika dalam bentuk ancaman maka otak manusia akan langsung meresponnya secara langsung apakah benar itu ancaman atau bukan. Nilai yang perlu dikuatkan dalam diri guru penggerak adalah berpihak pada murid. Dengan penguatan nilai tersebut maka guru penggerak akan dapat dengan mudah dengan mudah mengantarkan murid untuk melakukan pengelolaan diri, kesadaran diri, ketrampilan relasi dan kesadaran sosial

Tugas B

Setelah menyimak materi mengenai bagaimana manusia merdeka bergerak, silakan jawab pertanyaan berikut:

1.    Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik?

2.    Tindakan spesifik apa yang dapat dilakukan untuk menguatkan diri Bapak/Ibu sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila?

 Jawaban

  1. Nilai guru penggerak yang perlu dikuatkan setelah mempelajarti teori pilihan dan motivasi intrinsik adalah berpihak pada murid. Dengan berpihak pada murid kita dapat menyadari bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Perlu kita sadari bahwa satu-satunya orang yang perilakunya dapat dikendalikan adalah diri kita sendiri sehingga untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan perlu adanya kekuatan dari dalam diri. Kekuatan dalam diri inilah yang perlu perlu kita kuatkan sebagai seorang guru penggerak agar dapat mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.
  2. Mengembangkan potensi diri dengan berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menyelesaikan permasalahan dalam diri sendiri maupun orang lain, menerima masukan positif yang diberikan, aktif dalam pertemuan komunitas dengan harapan, dalam pembelajaran dapat mewujudkan  suasana belajar dan proses pembelajaran yang menarik dengan tujuan peserta didik dapat mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan potensinya.

 

Tugas C

Setelah menyimak materi mengenai bagaimana menggerakkan manusia, silakan jawab pertanyaan berikut:

1.    Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan? 

2.    Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru Penggerak dalam transformasi pendidikan?

 Jawaban

  1. Diagram identitas gunung es menggambarkan pada kita bahwa tidak cukup hanya mempertimbangkan apa yang tampak dipermukaan saja. Gunung es kita ibaratkan bagaimana proses perubahan perilaku dan penumbuhan karakter manusia terjadi. Gunung es yang terlihat di permukaan hanya sebagian kecil (12%) karakter yang terlihat oleh orang lain dan disadari oleh anak, sedangkan (88%) sisanya berada dibawah permukaan dan tidak terlihat oleh orang lain serta belum disadari oleh anak. Sebagai seorang pendidik kita perlu menggali karakter yang tidak terlihat tersebut untuk menggali pola pikir, kepercayaan dan nilai-nilai seorang anak dengan menanamkan karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila yang diantaranya adalah (1) Beriman bertakwa kepada Tuhan YMEdan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan Global; (3) Gotong Royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar Kritis; dan (6) Kreatif. Melalui penguatan profil pelajar pancasila pada setiap murid ini diharapkan transformasi pendidikan yang kita harapkan dalam berjalan dengan baik.
  2. Peran Guru Penggeak dalam transformasi pendidikan adalah bagaimana cara menanamkan nilai-nilai karakter pada anak, sehingga setiap anak memiliki perilaku seuai dengan profil pelajar pancasila. Langkah logis yang perlu kita lakukan yang terpenting dalam menumbuhkan karakter yang tidak tidak terlihat agar menjadi pembiasaan adalah dengan pengkondisian dan pembiasaan melalui cara memberikan keteladanan yang konsisten dan menerapkan sistem/aturan yang konsisten.
Penulis : 
Indi Fauzan Adima, S.Pd
SMKS Wicaksana Al Hikmah Sirampog
CGP Angkatan 11 Kab Brebes Jawa Tengah