ATM Musik, mungkinkah?
ATM Musik? Mungkin konsep ini tidak terlalu
susah untuk dipahami. Jika
kita sedang berjalan-jalan di mal kita sering menemukan tempat-tempat untuk men-download
nada
dering
untuk
telepon
genggam kita. Bentuknya memang mirip
ATM (Automatic Teller Machine) yang biasanya kita gunakan untuk mengambil
uang tunai ataupun untuk melakukan
berbagai transaksi perbankan secara lebih
praktis. Dengan ATM musik, kita tidak hanya bisa men-download nada dering saja, tetapi juga berbagai
lagu favorit kita yang biasanya
hanya bisa kita dapatkan
dengan cara membeli kaset atau CD (Compact
Disc).
Harga
kaset dan CD musik semakin
lama semakin tinggi sehingga
hampir tidak terjangkau oleh sebagian penduduk. Ini memicu timbulnya banyak pembajakan
kaset dan CD yang pada akhirnya mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bagi industri musik. Musik yang direkam di
CD memiliki kualitas
yang jauh lebih bagus dari musik yang direkam di pita kaset
biasa. Tetapi
harga CD pun jauh lebih tinggi dari harga kaset. Belakangan muncul fasilitas download musik dari
internet yang mampu
menghadirkan
musik dengan kualitas CD. Tetapi biasanya kita tetap harus membayarnya dengan menggunakan kartu
kredit. Selain itu, proses downloadnya
membutuhkan waktu sangat
lama sehingga mengakibatkan tingginya
tagihan internet dan pulsa telepon (bagi yang menggunakan
sambungan telepon untuk koneksi internet). Ini berarti download musik melalui internet merupakan alternatif yang sama mahalnya (bahkan terkadang menjadi lebih mahal) dari harga
CD itu sendiri. Selain
itu, fasilitas internet hanya dapat dinikmati oleh kalangan yang memiliki komputer yang sama
sekali tidak murah! Musik, yang sebenarnya merupakan
sarana komunikasi yang lebih
universal daripada bahasa, akhirnya menjadi
barang mahal yang hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas. Masyarakat
kalangan bawah biasanya terperangkap pada musik hasil bajakan
yang harganya tentunya lebih murah dan masih dapat
dijangkau. Ini menjadi masalah besar!
Menyadari beratnya
masalah ini, sekelompok
pecinta
musik
mulai
mencoba mencari
solusi. Mereka berusaha mencari
jalan untuk mendapatkan
musik yang lebih murah tetapi tetap memiliki kualitas
yang baik. Mereka pun menciptakan
konsep format musik yang kini dikenal sebagai MP3. Musik dalam format MP3 inilah yang nantinya dapat didownload
atau dibeli melalui ATM musik
masa depan.
Baca : Fluida Dinamis, Atraksi Fisika di Udara
Baca : Fluida Dinamis, Atraksi Fisika di Udara
Sebuah CD menyimpan
informasi mengenai
suatu lagu secara
digital. Suatu lagu diterjemahkan ke dalam data biner (BInary digiT atau BIT) atau sistem
angka berbasis dua. Satu bagian lagu diterjemahkan menjadi data yang mencakup
16 bit. Satu lagu dipecah
menjadi 44.100 bagian per detiknya.
Sewaktu diperdengarkan melalui
speaker, speaker kiri
dan speaker kanan memperdengarkan bagian (sample) yang berbeda. Ini berarti jumlah
data yang harus disimpan dalam CD mencapai: 44.100 sample/detik x 16 bit/sample x 2 speaker = 1.411.200 bit per
detik! 1,4 juta bit/detik sama dengan 176.000
byte/detik. Satu lagu biasanya memakan waktu sekitar
tiga menit (bahkan ada lagu-lagu yang jauh lebih panjang
dari itu!), ini berarti bahwa satu
lagu memakan tempat sebanyak: 3 menit/lagu
x 60 detik/menit x 176.000 byte/detik = 32 juta byte (32 MegaByte). Itu baru satu lagu! Dalam
satu CD biasanya terdapat 10 lagu
atau lebih. Jika kita mendownload dari internet kita bisa memilih untuk download
hanya satu lagu saja, tetapi ini berarti
waktu yang dibutuhkan untuk mendownload
satu lagu
saja
bisa
mencapai 2 jam (mungkin
lebih)
jika
kita
menggunakan modem 56K.
Format musik MP3 hanya membutuhkan
tempat sebanyak 3 MB untuk satu lagu yang berdurasi
tiga menit. Ini sepuluh
kali lebih kecil dari format CD. Tetapi
apakah kualitasnya tetap terjaga? Dan bagaimana pula caranya mengkompresi
musik yang tadinya mencapai
32 MB sampai menjadi
3 MB saja?
Dalang dari
konsep kompresi file
ini adalah Moving
Picture Experts Group (MPEG).
MPEG yang mengkompresi file
video ini mendorong munculnya kompresi file lagu (audio) atau MPEG audio layer-3 (MP3). Pada sistem kompresi
ini ada tiga pedoman utama yang didasarkan pada kemampuan
telinga manusia untuk mendeteksi suara. Yang pertama, kita tahu bahwa ada suara yang dapat didengar manusia, dan ada pula suara yang tidak
dapat didengar oleh telinga manusia.
Yang kedua, ada suara-suara tertentu
yang dapat didengar secara lebih jelas dan lebih baik dibanding suara-suara lain. Yang ketiga,
dan mungkin yang menjadi kunci utama sistem MP3, adalah bahwa jika ada dua suara yang berbunyi secara bersamaan, telinga manusia pasti akan
mendengar suara yang lebih
keras, sedangkan suara yang lebih lembut
tidak akan terdengar. Dengan ketiga pedoman ini, kita bisa menghilangkan
beberapa
bagian
dari file audio
tanpa merusak kualitas lagu/musik
itu sendiri.
Pada Gambar 1 kita
melihat beberapa gelombang suara yang berbunyi
bersamaan, masing-masing dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Di suatu saat (yang diberi tanda panah) ada satu suara yang jauh lebih keras
dibanding gelombang-gelombang suara lainnya.
Sesuai dengan pedoman ketiga tadi, suara yang paling keras inilah yang
akan didengar oleh telinga kita. Karena
suara itu paling keras, suara yang lain tidak akan terdengar sehingga jika kita hilangkan kita tidak akan merasakan
perbedaannya. Pada format MP3, suara-suara lain itulah
yang dihilangkan sehingga
jumlah total data
yang harus disimpan
dapat dikompresi hingga mencapai 10-14 kali lebih
kecil dari file aslinya.
Dengan menciutnya jumlah data yang harus disimpan
ini, waktu yang dibutuhkan untuk mendownload satu
lagu dari internet
jadi jauh lebih
singkat. Jika kita membutuhkan
waktu sampai 2 jam untuk download satu lagu dengan kualitas
CD maka kita hanya membutuhkan
waktu beberapa menit saja untuk download lagu yang sama tetapi dalam format MP3. Musik dalam format MP3 memiliki kualitas
yang tidak jauh berbeda dengan kualitas
CD sehingga sering disebut near CD quality song. Inilah sebabnya MP3 jauh lebih
murah dari format CD.
Tetapi kini
kita kembali lagi
pada persoalan komputer dan
koneksi internet. Kita tetap harus
memiliki komputer
untuk bisa terhubungkan ke internet
agar bisa mendownload musik favorit kita.
Walaupun komputer kini
sudah semakin memasyarakat, barang
elektronik itu
tetap dianggap sebagai
barang mahal yang hanya bisa dimiliki oleh kalangan menengah
ke atas. Bagaimana
nasib mereka yang termasuk kalangan
bawah? Dari sinilah muncul ide ATM
musik atau Music Teller!
Siapa
pun bisa datang ke ATM musik yang tersebar di segala tempat. Di ATM musik itu kita bisa langsung membeli musik yang kita inginkan
dengan harga yang terjangkau karena disimpan dalam format MP3. Kita
dapat membayarnya dengan menggunakan kartu kredit ataupun kartu anggota
khusus yang dapat dibuat dengan mudah. Kita hanya perlu memilih lagu-lagu
yang kita inginkan, kemudian mendownloadnya ke telepon genggam ataupun MP3 player
pada kecepatan sekitar enam lagu
per menit! Cepat, praktis, mudah, dan murah! Mirip sekali dengan download nada
dering yang kini sudah sangat umum
itu. Kita hanya perlu sedikit bersabar sampai teknologi ini berhasil
disempurnakan
sehingga dapat mulai dinikmati oleh
semua kalangan. (Yohanes
Surya)
Jika Sobat Lokersains.com hendak membaca materi atau contoh soal dan pembahasan yang lainnya silahkan klik DAFTAR ISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar